
Aliansi Mahasiswa Unsri menggelar aksi di depan Kantor DPRD Sumatera Selatan sebagai bentuk penolakan terhadap RUU TNI yang telah disahkan dalam Rapat Paripurna DPR di Jakarta pada Kamis (20/03). LPM Limas
Palembang, lpmlimas.com – Aliansi Mahasiswa Universitas Sriwijaya menggelar aksi di depan Kantor DPRD Sumatera Selatan pada Kamis, (20/03) sebagai bentuk penolakan terhadap RUU TNI yang telah disahkan dalam Rapat Paripurna DPR di Jakarta pada pukul 10.33 WIB.
Saat duduk berdiskusi dengan para mahasiswa Unsri yang menyampaikan aspirasi, Ketua DPRD Sumsel, Andie Diandie, tiba-tiba meninggalkan para mahasiswa saat sedang menyampaikan aspirasi kejadian ini membuat para mahasiswa menolak sikap yang telah dikeluarkan oleh Ketua DPRD.
Rekaman video: https://www.instagram.com/share/BAhh5Q3eSD
(Slide 2)
Rekaman Ketua DPRD Sumsel Meninggalkan Massa Aksi yang Sedang Menyampaikan Aspirasi
Sumber: Dokumentasi Tim LPM Limas
“Kami sangat sayangkan dan kami dengan tegas tidak menyukai atau menolak sikap yang telah dikeluarkan oleh Ketua DPRD Prov. Sumsel dan kami menuntut untuk DPR, terutama Fraksi Golkar yang telah menjadikan Ketua DPR Sumsel menjadi seorang ketua yang tidak memiliki tanggung jawab, untuk secara tegas diberikan peringatan untuk pro terhadap rakyat itu kami secara tegas menolak sikap yang hari ini dilontarkan oleh Ketua DPRD Prov. Sumsel,” ungkap Nouval Arief pada Kamis, (20/03).
Massa aksi juga menyayangkan sikap Andie Diandie, yang mengaku tidak membaca RUU TNI, tetapi tetap mendukung pengesahannya.
“Kita saksikan tadi bahwasannya Ketua DPRD Provinsi Sumsel dengan tegas menyatakan bahwasannya ia tidak membaca rancangan UU TNI yang telah disahkan, dan ia dengan tegas menyetujui rancangan UU yang telah disahkan. artinya kawan-kawan, hari ini DPR tidak sama sekali pro terhadap rakyat dan inilah bentuk perlawanan kami dan kami akan terus memperjuangkan ini sampai dengan menang sampai dengan UU ini dibatalkan untuk disahkan,” ujar Nouval Arief.
Meskipun RUU TNI telah disahkan, para mahasiswa menegaskan bahwa perjuangan mereka belum selesai. Mereka berencana menggelar aksi lanjutan dengan skala yang lebih besar, mengajak lebih banyak elemen mahasiswa dan masyarakat untuk menolak kebijakan tersebut.
Nouval Arief menegaskan, “Kalau memang aksi yang kami lontarkan pada hari ini atau kedepannya tidak menemukan jalan tengah, maka kami dengan secara tegas menyatakan kami akan melakukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi.”
Penulis: Alif Daffa, Vina Alfina Dziro, Siti Sulia Febrianti
Editor: Firdaus A. Hakim