Dokumentasi para peserta FESTA 2025, Sumber: Tim Pubdok FESTA 2025
Palembang, lpmlimas.com – Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sriwijaya (Unsri) angkatan 2024 menyelenggarakan FESTA 2025 (Festival Ekspresi, Seni, Tari, dan Akulturasi) pada Minggu (26/10) di Gedung Kesenian Kota Palembang, sebagai bentuk dari Ujian Tengah Semester (UTS) mata kuliah Komunikasi Antarbudaya.

Dokumentasi para peserta FESTA 2025, Dokumentasi/Tim Pubdok FESTA 2025
FESTA 2025 menghadirkan penampilan keberagaman budaya yang ada di Indonesia melalui berbagai karya dari mahasiswa yang dibagi per-kelompok. Setiap kelompok mengusung identitas budaya yang berbeda, mulai dari Aceh, Yogyakarta, Bali, Betawi, Dayak, Lombok, Makassar, Minang, Jawa Barat, dan lainnya. Mahasiswa juga menyediakan booth yang ditata sesuai tema budaya daerah masing-masing, lengkap dengan kuliner, dan ornamen khas yang memperkuat identitas budaya daerah. Tak hanya itu, setiap kelompok juga menampilkan pertunjukan seni dan memakai busana adat untuk memperkenalkan budaya secara lebih hidup.
Ketua Pelaksana FESTA 2025, Fransa Afifah Amatullah, menyampaikan bahwa FESTA 2025 merupakan cetusan baru dari mata kuliah Komunikasi Antarbudaya dan menjadi penyelenggaraan perdana.
Fransa menambahkan, “Sudah sangat disinggung dari awal acara kalau misalnya memang dengan adanya FESTA ini tuh benar-benar ngebangun pengetahuan kami sebagai mahasiswa mahasiswi untuk lebih mengerti apa sih sebuah komunikasi antarbudaya. Yang biasanya mungkin cuma tahu teorinya doang, cuma tahu para ahlinya doang, tapi kami benar-benar belajar bukan cuma dari budayanya doang tapi gimana budaya itu dapat terbentuk, terus gimana budaya itu bisa bercampur dan ngebuat sebuah visual dengan berupa baju atau bahkan ornamen-ornamen yang menjadi ciri khas di setiap daerah-daerahnya,” jelasnya.
Salah satu Dosen Ilmu Komunikasi yang turut hadir, Dendi, menilai bahwa FESTA 2025 telah berhasil menampilkan makna komunikasi antarbudaya melalui keberagaman performa budaya yang ditampilkan. Ia menilai keberagaman tersebut menggambarkan Indonesia sebagai negara yang beragam namun tetap dapat bersatu secara harmonis.
Dendi berharap FESTA dapat diselenggarakan lebih besar dan meriah pada tahun berikutnya agar lebih dikenal oleh masyarakat.
Dendi menambahkan bahwa kerja sama dengan pemerintah kota dapat menjadi langkah pengembangan acara ke depannya. “Sebenarnya ini acara tahunnya pengenalan budaya sih, kalau bisa kerjasama deh sama pemerintah kota. Jadi biar lebih seru aja kalian juga,” tambahnya.
Sementara itu, Putra Nurcahyadi, salah satu peserta parade menilai FESTA 2025 menjadi sarana untuk memahami makna komunikasi antar budaya secara langsung. Ia menjelaskan bahwa stand-stand yang menampilkan keragaman budaya dari berbagai daerah seperti Bugis, Lombok, Dayak, dan Minangkabau, membuat peserta dapat mengenali perbedaan antar budaya tanpa adanya sikap etnosentrisme atau berfokus pada budayanya sendiri.
Selain pameran budaya, acara juga dimeriahkan dengan parade yang diikuti oleh dua perwakilan tiap kelompok. Mereka mengenakan busana adat sesuai daerah yang diangkat. Parade ini disambut dengan antusiasme dari peserta maupun dosen yang hadir pada acara ini.
Melalui FESTA 2025, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sriwijaya menerapkan secara nyata komunikasi antarbudaya. Keberagaman yang dihadirkan menjadi simbol harmoni dan pemahaman antar budaya yang menjadi esensi dari masyarakat Indonesia.
Reporter : Audrisyah Putri, Masayu Mesyah
Penulis : Audrisyah Putri, Masayu Mesyah
Penulis : Muhammad Rafif Al-Farouq Mangkunegara