Sumber: Canva
Di jalan raya,
sang pejuang terjatuh, dipukul hingga sunyi.
Sang pencari nafkah terhempas, terlindas, dipukul lagi.
Tukang becak terseret, perih gas air mata.
Tapi suara masih bergema, “kami hanya menagih keadilan.”
Mereka melihat, tapi menunduk ke arah lain.
Mereka mendengar, tapi memilih diam.
Bagi mereka, korban hanyalah angka, tangisan sekedar gangguan,
jeritan cuma kebisingan.
Mereka menutup mata, seolah tak terjadi apa-apa,
padahal mata terpaku menatap kuasa.
Mereka pura-pura tuli,
padahal telinga hanya menadah suara puja.
Sampai kapan buta ini dipelihara?
Sampai kapan tuli ini dijaga rapat?
Sampai kapan nyawa hanya jadi catatan di pinggir berita?
Setiap teriakan di jalan,
adalah nadi terakhir bangsa,
yang menolak mati,
di bawah rezim yang pura-pura buta.
Negeri ini terbakar,
dan mereka masih berpura-pura buta.
Penulis: Ira Wulandari
Editor: M. Fajar Meydiansyah