
Salah satu tokoh asal Palembang yang turut berjuang dalam kemerdekaan Republik Indonesia diabadikan dalam Museum Pahlawan Nasional Mayjen TNI (Purn.) dr. A.K. Gani yang berlokasi di Sako, Palembang pada Senin (03/02). LPM Limas/ M. Ashabul Kahfi
Palembang, lpmlimas.com – Sejarah perjuangan salah satu tokoh asal Palembang, Mayor Jenderal (Mayjen) TNI (Purn.) dr. A.K. Gani, yang turut berjuang dalam kemerdekaan Republik Indonesia, kini diabadikan dalam Museum Pahlawan Nasional Mayjen TNI (Purn.) dr. A.K. Gani yang berlokasi di Sako, Palembang.

Gi Priyanti Gani (Kepala Museum Pahlawan Nasional Mayjen TNI (Purn.) dr. A.K. Gani).
Dokumentasi: LPM Limas/ M. Ashabul Kahfi.
Kepala Museum Pahlawan Nasional Mayjen TNI (Purn.) dr. A.K. Gani, Gi Priyanti Gani, menyampaikan bahwa setelah adanya keputusan bersama keluarga, mereka akhirnya mendirikan museum tersebut dengan tujuan mengukuhkan dr. A.K. Gani sebagai Pahlawan Nasional.
“Dari banyaknya koleksi beliau, termasuk SK maupun arsip, setelah tahun 2002 kita sepakat, saya sama kakak saya dan sodara, bagaimana kalau kita jadikan museum saja. Karena kosong gitu kan, jadi menambah nilai untuk tujuan kita menjadi menuju Pahlawan Nasional dan karena ada bukti otentiknya dari arsip maupun koleksi, akhirnya pada tahun 2007 ditandatangani oleh Pak SBY, terbitlah SK Pahlawan Nasional dr. A.K. Gani,” jelas Priyanti pada Senin (03/02).
Priyanti mengatakan bahwa koleksi yang menjadi unggulan di Museum A.K. Gani, yaitu Mobil Ikonik milik A.K. Gani dan topi gerilya dari kulit menjangan yang sangat disayangi olehnya. Topi tersebut memiliki kenangan khusus, karena pada saat perang dengan Belanda, A.K. Gani pernah menceritakan bahwa peluru itu sempat mengenai topi tersebut, namun ia selamat karena peluru itu tidak mengenai kepalanya.
Dalam pengelolaan museum ini dilakukan secara mandiri, walaupun terdapat minat dari instansi untuk membantu, namun hingga saat ini belum juga mendapat bantuan.
“Karena ini sifatnya museum pribadi, ya. Jadi, walaupun beberapa dari instansi yang dulu tertarik ingin membantu, baik dalam administrasi maupun pendanaan, tetapi sampai saat ini belum ada. Jadi, kami inisiatif yang kita sendiri,” tutur Priyanti.
Priyanti juga menaruh semangat dan harapannya terhadap Museum A.K. Gani dan peristiwa Perang Lima hari Lima malam yang seharusnya lebih diperhatikan oleh pemerintah kota dan provinsi.
“Saya itu sih, nggak putus asa karena kan jiwa raga Pak A.K. Gani harus kita lestarikan, ajaran beliau, peninggalan beliau, untuk dikenang oleh generasi kita. Muda-mudi Indonesia untuk lebih mengenal tokoh-tokoh yang telah berjuang,” ujarnya.
“Makanya, Ibu nekatkan museum ini supaya hidup dengan cara kita bikin pameran bertepatan kemarin, peringatan Perang Lima Hari Lima Malam, Ibu berharap Lima Hari Lima malam itu dijadikan pemerintah sebagai peringatan, seperti di Surabaya ada 10 November, di Bandung ada Bandung Lautan Api, terus Ambarawa, peristiwa-peristiwa yang sangat penuh dengan perjuangan. Nah, Ibu ingin mengetuk Pemerintah Kota Palembang maupun Provinsi,” tambah Priyanti.
Reporter : Muhamad Ashabul Kahfi
Penulis : F.R. Putri, Vina Alfina D, Lika Aulia, M. Ashabul Kahfi
Editor : Siti Sulia Febrianti