
Palembang Book Party kembali mengadakan kegiatan Begebuk (Begesah Buku) dengan mengangkat buku Bumi Manusia di Rumah Sintas pada (26/01)/ Foto: Arsip Palembang Book Party

Foto: Arsip Palembang Book Party
Palembang, lpmlimas.com – Palembang Book Party kembali mengadakan kegiatan Begebuk (Begesah Buku). Kali ini, acara tersebut mengangkat buku Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer yang bertepatan dengan peringatan Seabad Pram. Kegiatan tersebut berlangsung di Rumah Sintas pada 26 Januari 2025 dan dihadiri oleh para penggemar dari tulisan-tulisan Pramoedya Ananta Toer.
Begesah Buku adalah salah satu program Palembang Book Party yang dilaksanakan sebulan sekali. Program ini serupa dengan bedah buku. Namun, dikonsepkan dengan suasana yang lebih santai sambil membicarakan buku secara spesifik.
Pardesela, salah satu dari pemandu Palembang Book Party, menjabarkan alasan pemilihan buku Pramoedya Ananta Toer pada gelaran Begesah Buku kali ini.
“Waktu di bulan September, kita pernah sempat mengadakan voting antara buku Cantik Itu Luka, Eka Kurniawan dengan buku Bumi Manusia, Pramoedya Ananta Toer. Akan tetapi, yang menang itu Cantik Itu Luka. Beberapa kali di keep akhirnya bisa terlaksana di bulan Januari sekaligus itu juga menuju 100 tahun Pram,” ujar Pardesela pada Selasa (01/28).
Salah satu pengunjung yang menghadiri kegiatan Begesah Buku, Suci, menyampaikan rasa kagumnya terhadap penulisan Pramoedya Ananta Toer yang sangat indah.
“So far aku ngerasa kalo tata bahasa Pram ini beda dibandingkan dengan sastrawan lain, apalagi kalau dibandingkan dengan penulis masa kini. Mungkin memang pujangga di masa itu tata bahasanya sangat indah, ya, sama kayak Buya Hamka atau Ahmad Tohari yang juga bisa menyampaikan narasi dengan sangat indah,” jelas Suci.
Suci juga menyatakan ketertarikannya terhadap acara Begesah Buku ini, terutama membahas karya legendaris dari sastrawan besar dengan suasana yang interaktif.
“Dengan durasi acara yang lebih kurang 2 jam ini, pemantik bisa membawa suasana diskusi yang cukup interaktif. Selain itu, beliau juga memaparkan tentang sejarah awal tetralogi buru, tokoh inspirasi yang mengilhami Pram membuat tokoh Minke, aku pun baru tau kalau ternyata terinspirasi dari Tirto Adhi Soerjo. Tapi bukan berarti tetralogi ini biografi, ya. Terus juga membahas tentang bagaimana karya sastra bisa mengangkat isu-isu yang membuka mata dunia,” tambah Suci.
Kegiatan Begesah Buku ini juga telah terlaksanakan sebanyak tiga kali, Pardesela menambahkan bahwa Kota Palembang memerlukan kegiatan bedah buku yang diadakan secara rutin, seperti program Begesah Buku.
“Ini kan memang bagaimana kayanya Palembang ini butuh kegiatan rutin untuk membicarakan buku spesifik, nah itu yang coba digagas temen-temen Book Party itu sendiri,” tambah Pardesela.
Pardesela menyampaikan bahwa acara Begesah Buku diharapkan tidak terkesan berat yang dapat menimbulkan anggapan bahwa yang dibahas pada acara tersebut adalah hal-hal ilmiah.
“Di Begebuk, kita menyediakan satu narasumber, walaupun pada akhirnya sebutan narasumber itu kami ganti dengan kawan begesah. Karena itu tadi, ya. Salah satu daya upayanya agar bedah buku tak terkesan berat, tidak ingin bedah buku terkesan berat dan tidak ingin bedah buku tuh pada akhirnya akan menimbulkan stereotip bahwasanya itu pembahasan yang terlalu ilmiah,” tutupnya.
Penulis: Lika Aulia & Muhamad Ashabul Kahfi
Editor: Siti Sulia Febrianti