
Aliansi Mahasiswa Sumatera Selatan yang dipelopori oleh DEMA UIN Palembang menggelar konsolidasi dan memutuskan untuk turun ke jalan mengajak seluruh mahasiswa Sumsel menolak RUU TNI dan RUU KUHAP pada Selasa (25/03)

Palembang, lpmlimas.com – Aliansi Mahasiswa Sumatera Selatan yang dipelopori oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang (UIN Raden Fatah) menggelar konsolidasi pada Minggu (23/03) memutuskan untuk turun ke jalan pada hari ini Selasa (25/03). dan menggelar aksi damai di Simpang Lima DPRD Provinsi Sumatera Selatan. Aksi ini mengajak seluruh mahasiswa di Sumatera Selatan untuk menolak Revisi Undang-Undang (RUU) TNI dan RUU Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Dalam poster digital yang disebarkan melalui akun Instagram @demauinradenfatah, DEMA UIN Raden Fatah mencantumkan berbagai lambang universitas yang akan turut serta dalam aksi tersebut. Namun, ketiadaan lambang Universitas Sriwijaya (Unsri) dalam poster itu menimbulkan pertanyaan, apakah BEM Unsri tidak ikut serta dalam aksi demonstrasi?
Untuk mengonfirmasi hal tersebut, Tim LPM Limas menghubungi Ilham, Presiden Mahasiswa DEMA UIN Raden Fatah, secara daring melalui Google Meeting pada Senin (24/03). Ilham menyebutkan bahwa pihaknya telah mengundang BEM Unsri untuk bergabung dalam konsolidasi dan aksi tersebut.
“Sebelum kami berkonsolidasi kami bahas internal dan kawan-kawan di internal sepakat untuk kemudian turun aksi dan akhirnya sesuai perundingan dan lain sebagainya, dan kami buatlah konsolidasi dan seluruh ajakan baik itu BEM Unsri, dan juga BEM-BEM lain di seluruh Sumatera Selatan itu kami kontak untuk bergabung bersama kami untuk kemudian turun aksi,” ujar Ilham.

Dokumentasi Wawancara Bersama Presiden Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang.
Sumber: Tangkapan Layar/Tim LPM Limas.
Ilham menambahkan, bahwa ketidakhadiran BEM Unsri disebabkan oleh keputusan mereka yang ingin mengkaji lebih dalam isu tersebut serta akan menempuh jalur hukum.
“Kalo ajakan dari BEM Unsri, mereka ingin kemudian mengkaji lebih dalam dan juga mereka ingin untuk kemudian ingin menempuh jalur yang lebih ekstra yang kemudian dalam artian mereka akan menempuh jalur hukum dan lain sebagainya. Atau malah mengkritik dan menyuarakan dari instagram dan lain sebagainya kita kurang tau juga kak. Tapi yang jelas mereka belum sempat hadir,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Tim LPM Limas juga menghubungi Pasha Fadzilla Afap, Presiden Mahasiswa Universitas Sriwijaya secara daring pada Senin (24/03) melalui Google Meeting, Pasha menjelaskan, bahwa ketidakterlibatan mereka disebabkan oleh beberapa pertimbangan termasuk karena BEM Unsri telah lebih dulu melaksanakan aksi tersendiri pada hari Kamis (20/03) dan telah melakukan dialog langsung bersama Ketua DPRD Sumatra Selatan, Andie Dinialdie.

Dokumentasi Wawancara Bersama Presiden Mahasiswa Universitas Sriwijaya, Pasha Fadzilla Afap.
Sumber: Tangkapan Layar/Tim LPM Limas.
“Kita memang punya fokus sendiri karena kita kemaren sudah berkesempatan berdialog dengan Ketua DPRD Sumsel yang mana, menurut kami hal itu sudah cukup bagus. Walaupun memang belum cukup untuk menunaikan semua tuntutan mahasiswa, at least memang sudah ada langkah yang sudah bisa kita pertaruhkan dan sudah bisa kita pertanggungjawabkan”
Pasha menambahkan bahwa aksi yang akan berlangsung pada hari ini (25/03) memang aksi yang berskala besar melibatkan banyak mahasiswa dari universitas di Palembang. Namun, untuk saat ini BEM Unsri memilih fokus dalam upaya judicial review dan membentuk sebuah Tim Khusus.
“Sekarang kami lagi berfokus untuk melakukan judicial review memang kalo kita bicara soal aksi demonstrasi besar besok [25/03] itu, memang demonstrasi yang cukup besar. Tapi memang, aku izin klarifikasi bahwasannya sebuah aksi pun tidak harus dan tidak melulu tentang demonstrasi, banyak aksi-aksi yang bisa kita lakukan dan mungkin untuk sekarang aksi yang bisa kami lakukan ialah aksi melalui jalur judicial review tadi,” tegasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, aksi demonstrasi oleh Aliansi Mahasiswa Sumatera Selatan akan tetap berlangsung dan dimulai pada pukul 10.00 WIB di Simpang Lima DPRD Provinsi Sumatera Selatan tanpa kehadiran BEM Unsri, yang memilih fokus pada judicial review dan langkah hukum lainnya dalam menyikapi Revisi Undang-Undang TNI.
Reporter: Siti Sulia Febrianti, Alif Daffa Patria, Ira Wulandari, Vina Alfina Dziro
Penulis: Ira Wulandari, Vina Alfina Dziro, Siti Sulia Febrianti
Editor: Firdaus A. Hakim